Nasib

Baru-baru ini aku bercerita dengan ibu bahwa nasib seseorang itu tidak ada yang tahu… Sebulan yang lalu, ibu menghadiri reuni SMP angkatannya, dan beliau semangat sekali menceritakan teman-temannya itu. Teman-temannya ada yang sukses seperti menjadi pengusaha, pengacara, maupun pegawai yang sudah mapan. Tapi ada juga yang jadi tukang becak, belum menikah, atau sedang sakit keras. Waktu itu, cerita beliau aku tanggapi biasa saja…

Di suatu sore, aku beli ayam bakar di depan gang. Sebelah jualan ayam bakar, ada yang jualan es campur yang sedang merapikan jualannya karena sudah sore. Aku menyapa beliau, karena memang yang jualan es campur itu adalah teman SD ibuku. Setelah itu, aku hanya memperhatikan beliau merapikan jualannya sambil merenung. Ketika sama-sama bersekolah dulu, siapa yang akan tahu bahwa nantinya beliau akan menjadi penjual es campur? Siapa yang tahu bahwa walaupun ibu tidak bekerja, namun Alhamdulillah bisa hidup mapan? Itu hanya pikiranku sambil lalu. Setelah pesenan ayam sudah jadi, aku langsung pulang dan melupakan pikiran tentang teman ibuku itu.

Baru-baru ini, aku membaca buku lamaku yang berjudul “Intisari Jatuh Bangun Tokoh Dunia.” Di buku tersebut diceritakan tentang biografi beberapa tokoh dunia dan tidak semua berakhir bahagia, namun nama mereka sempat dikenal oleh sebagian besar penduduk dunia. Sekali lagi aku memikirkan nasib seorang manusia. Apa yang membuat nama seseorang menjadi terkenal? Apakah ketika terkenal, ia juga bahagia? Apa yang membuat hidup seseorang bahagia? Apa aku juga akan hidup bahagia?
Aku belum mendapatkan jawabannya, namun hal yang bisa aku lakukan adalah tetap berusaha dan tetap berbuat baik pada siapa pun. Nasib adalah rahasia Allah, jadi tetaplah berdoa agar diberikan yang terbaik.. 🙂